Kamis, 04 November 2010

Lima Sekawan - Di Pulau Harta (chapter 1, part 1)

"Bagaimana, Bu, sudah ada kabar tentang liburan kita?" tanya Julian pada suatu pagi. "Bisakah kita pergi lagi ke Polseath, seperti biasanya?"
"Kurasa tidak bisa," jawab Ibu. "Semua penginapan di sana penuh kali ini."
Ketiga anak yang sedang sarapan itu saling berpandangan. Mereka kecewa, karena sebenarnya kepingin sekali ke Polseath. Mereka menyukai rumah yang biasa mereka sewa dalam liburan. Pantai di Polseath sangat indah. Enak mandi-mandi di sana.
"Jangan sedih dong," kata Ayah membujuk. "Kita pasti masih akan berhasil menemukan tempat berlibur yang sama baiknya. O ya, aku dan Ibu kali ini tidak bisa ikut dengan kalian. Ibu sudah bercerita mengenainya?"
"Belum," sahut Anne. "Betul itu, Bu? Ibu tidak bisa ikut berlibur dengan kami? Selama ini Ibu selalu bisa."
"Kali ini Ayah mengajak Ibu ke Skotlandia," ujar Ibu. "Cuma kami berdua saja! Kalian kan sudah cukup besar. Sudah bisa mengurus diri sendiri. Karenanya kami rasa kalian pasti akan senang bila sekali-sekali pergi berlibur tidak dengan orangtua. Tapi sekarang ternyata kalian tidak bisa pergi ke Polseath. Ibu sekarang agak bingung, tak tahu ke mana kalian bisa pergi dalam liburan nanti."
"Bagaimana kalau mereka ke Paman Quentin?" kata Ayah tiba-tiba. Paman Quentin itu adik Ayah, jadi paman anak-anak. Mereka baru sekali berjumpa dengan Paman Quentin. Mereka agak takut padanya. Orangnya jangkung, tak pernah tersenyum. Apalagi tertawa! Dia seorang sarjana yang sangat pintar. Ia boleh dibilang terus-menerus sibuk dengan ilmunya saja. Paman Quentin tinggal di tepi laut. Cuma itulah yang diketahui anak-anak tentang paman mereka itu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar